ASPEK-ASPEK PSIKOLINGUISTIK

BAB I
ASPEK-ASPEK PSIKOLINGUISTIK
A. Pendekatan
Dalam kajian psikolinguistik, bahasa dapat dilihat dari tiga pendekatan, yaitu:
1. Bahasa sebagai suatu sistem
Sesuai dengan hakikatnya dari bahasa itu sendiri, bahwasanya bahasa itu adalah sebuah sistem, atau kaidah, atau juga aturan. Sistem atau kaidah itu tidak bisa berdiri sendiri melainkan terbentuk dari seperangkat unsur yang menjalin, membentuk dan menyatu menjadi suatu bahasa. Hal itu, mengisyaratkan adanya kaidah yang mengatur suatu bahasa.
Di samping itu bahasa juga bersifat dinamis. Artinya bahasa itu berkembang sesuai dengan perkembangan penutur bahasa. Itu sebabnya bahasa dapat pula kita lihat sebagai tingka laku personal.
2. Bahasa sebagai tingkah laku personal
Sebagaimana uraian singkat di atas, kompetensi penutur bahasa itu sangat berpengaruh terhadap performansi seseorang. Sebagai tingkah laku personal, bahasa menampakkan wujudnya dalam penampilan seseorang. Dengan kata lain, dengan bahasa itu kita dapat mengetahui tingkah dari penutur bahasa tersebut.
Seseorang bisa saja mengambil kesimpulan tentang tingkah laku kita dengan cara melihat reaksi kita terhadap rangsangan yang kita terima pada saat kita saling bertutur atau berkomunikasi. Namun semua itu harus ada kesesuaian antara situasi dan konteks verbal pembicaraan pada saat komunikasi itu berlangsung. Sehingga kita dapat secara benar dalam menarik suatu kesimpulan makna yang terkandung dalam tuturan tersebut.
3.  Bahasa sebagai tingkah laku antarpersonal
Salah satu fungsi bahasa yang pokok adalah sebagai alat komunikasi. Dalam berkomunikasi tersebut, apabila ada suatu timbal balik antara penutur dan lawan tutur maka komunikasi itu berjalan dengan baik. Namun apabila tidak ada timbal balik, maka komunikasi itu bisa dikatakan gagal.
Dalam komunikasi terjadi banyak hambatan yang berhubungan dengan persepsi penutur dan lawan tutur (pendengar), yaitu :
a) Informasi yang dikirim kurang jelas.
b) Ingatan dan kapasitas penutur dan pendengar berbeda.
c) Kedua pembicara menggunakan konvensi gramatikal yang berbeda.
d) Antara keduanya terjadi interferensi gramatikal yang bersifat regional
e)  Pengaruh alat bicara dan alat dengar yang tidak sempurna.
Sedangkan apabila kita lihat dari segi psikolinguistik, tuturan dapat dilihat dari tiga tingkat, yaitu:
a)  Struktural: mengacu kepada sistem bahasa yang bersangkutan.
b)  Intensional: mengacu kepada kebertahanan leksikon dan makna pada otak pembicara.
c) Motivasional: mengacu pada daya dorong yang menyebabkan seseorang menyatakan sesuatu dengan menggunakan bahasa.   
B. Pengertian
Menurut Langacker, linguistik adalah bahasa manusia. Sedangkan menurut Lyons, linguistik adalah studi bahasa secara ilmiah. Berdasarkan dua pengertian itu, maka dapat diambil kesimpulan bahwa objek psikolinguistik adalah bahasa. Dan bahasa yang dimaksud di sini adalah bahasa manusia.
Sebagai alat komunikasi, bahasa mempunyai peranan yang sangat penting. Dan bahasa yang sangat berperan adalah bahasa lisan. Semua manusia menggunakan bahasa lisan untuk menghubungkan dirinya dengan dunia di luar dirinya. Penggunaan bahasa dapat digunakan sebagai alat untuk menerka proses yang bergejolak dalam jiwa seseorang.
C. Bahasa Sebagai Objek Linguistik
Bahasa sebagai objek linguistik dapat kita dekati melalui berbagai macam/pendekatan itu akhirnya diketahui mengenai hakikat dari suatu bahasa diantaranya adalah:
1) Bahasa sebagai sistematis
Sistematik berarti mempunyai atau diatur oleh sistem yaitu, berupah kaidah atau nama dan pola saja. Kaidah yang dimaksud adalah meliputi kaidah fonologis, morfologis, maupun kaidah sintaksis. Ada pula bahasa mempunyai kaidah yang dapat didekati/didiskripsikan melalui dua sistem karena pada hakikatnya bahasa tersebut atau suatu bahasa terbentuk oleh adanya dea sistem, yaitu sistem bunyi dan sistem makna. Setiap bahasa pasti memiliki bunyi-bunyi tertentu yang nanti membentuk sistem bunyi tertentu, satu bunyi yang digabungkan dengan bunyi lain akan membentuk sebuah kata sebagai simbol dari suatu rujukan atau referen. Setiap kata yang berhubungan dengan makna akan dimunculkan dalam bentuk suatu kata. Dalam penerapannya suatu kata ada kalanya akan bersinonim dengan kata yang lain, dan kadang beroposisi dengan kata yang lain. 
2) Bahasa bersifat arbiter/mana suka
Hubungan antara kata dengan acuan bersifat mana suka. Satu referen tertentu bisa muncul dengan berbagai bentuk kata itulah bukti adanya kesewenang-wenangan kedua-duanya.
3) Bahasa merupakan seperangkat bunyi/ucapan
Bahasa sebagai media yang terpenting adalah bunyi-bunyi bahasa, dengan bunyi-bunyi bahasa dapat berkomunikasi melalui lisan kata, bahasa lisan tersebut oleh pakar linguis dinyatakan sebagai data primer/ data yang utama dalam penelitian bahada karena hakikat bahasa yang sifatnya daalah ucapan atau bahasa lisan. Bahasa lisan merupakan data sekunder sebagai sarana untuk mengabadikan bahasa lisan.
4) Bahasa merupakan seperangkat simbol
Bahasa sebagai suatu simbol maksudnya bahwa bahasa tersebut mampu mengacu kepada suatu objek, peristiwa, berbagai keadaan dan juga berbagai proses.
5) Bahasa itu manusiawi
Bahwa hanyalah manusia yang berbahasa, makhluk lainnya tidak memiliki bahasa yang sistematis seperti bahasa manusia.
6) Bahasa bersifat sempurna
Bahasa dalam komunikasi sering terjadi ketika kita menggunakan bahasa dalam wujud yang tidak sempurna atau tidak lengkap karena adanya unsur-unsur bahasa yang tidak ditempelkan atau disembunyikan. Namun demikian komunikasii tetap berjalan lancar dan antar partisipan saling memahami apa yang dimaksudkan. Hal yang demikian itu terjadi karena hakikat dari bahasa yang bersifat sempurna.
D. Proses Bahasa
Pada hakikatnya dalam berkomunikasi sehari-hari yang kita lakukan, yang kita dengar adalah berupa bunyi-bunyi bahasa. Dan kita harus dapat membedakan mana yang berupa bunyi bahasa dan mana yang berupa bunyi yang lain. Misalnya bunyi orang bersiul atau mendengkur., yang keduanya itu tidak termasuk kategori bunyi bahasa.
Bunyi bahasa itu ada yang kita mengerti dan ada pula yang asing bagi kita. Bunyi bahasa yang dapat kita mengerti menandakan bahwa pembicara memiliki bahasa yang sama dengan kita. Dengan begitu komunikasi akan berjalan lancar karena adanya kesepahaman atau timbal balik. Namun juga dalam keadaan tertentu komunikasi itu hanya bersifat searah.
Bahasa yang digunakan dalam proses komunikasi sebenarnya melalui suatu proses yang disebut proses bahasa. Proses bahasa dapat dibagi menjadi 3 bagian, yaitu:
1) Proses ketika masih berada dalam jati diri seseorang.
2) Berada di lingkungan.
3) Berada dalam jati diri pendengar.
E. Bahasa dan Pikiran
Pada hakikatnya dalam kegiatan berkomunikasi terjadi proses memproduksi dan memahami ujaran.  Dapat dikatakan bahwa psikolinguistik adalah studi tentang mekanisme mental yang terjadi pada orang yang menggunakan bahasa, baik pada saat memproduksi atau memahami ujaran .Dengan kata lain, dalam penggunaan bahasa terjadi proses mengubah pikiran menjadi kode dan mengubah kode menjadi  pikiran. Ujaran merupakan sintesis dari proses pengubahan konsep menjadi kode, sedangkan pemahaman pesan tersebut hasil analisis kode.
Perilaku yang tampak dalam berbahasa adalah perilaku manusia ketika  berbicara dan menulis atau ketika dia memproduksi  bahasa, sedangkan prilaku yang tidak tampak adalah perilaku manusia ketika memahami yang  disimak atau dibaca sehingga menjadi sesuatu yang dimilikinya atau memproses sesuatu yang akan diucapkan atau ditulisnya.
Bahasa digunakan untuk mengoperasikan hasil pemikiran manusia, dalam hubungan ini bahasa dapat dilihat dari dua hal, yaitu:
a) Sebagai aktifitas jiwa
b) Bahasa sebagai aktifitas otak.

Penulis : Light ~ Sebuah blog yang menyediakan berbagai macam informasi

Artikel ASPEK-ASPEK PSIKOLINGUISTIK ini dipublish oleh Light pada hari Senin, 23 April 2012. Semoga artikel ini dapat bermanfaat.Terimakasih atas kunjungan Anda silahkan tinggalkan komentar.sudah ada 0 komentar: di postingan ASPEK-ASPEK PSIKOLINGUISTIK
 

0 komentar:

Posting Komentar